Ekspor China Menyusut Secara Tak Terduga Karena Perlambatan Global Mengguncang Permintaan

Para pekerja terlihat di atas derek di atas kontainer di Pelabuhan Air Dalam Yangshan di Shanghai (Reuters)
0 0
Read Time:1 Minute, 35 Second

Ekspor dan impor China turun secara tak terduga mengalami kontraksi pada bulan Oktober, menandai penurunan simultan pertama sejak Mei 2020, karena melonjaknya inflasi dan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi membebani permintaan global, sementara pembatasan COVID-19 domestik baru baru memukul produksi dan konsumsi.

Angka-angka perdagangan Oktober yang suram menyoroti tantangan bagi para pembuat kebijakan di China karena ekspor telah menjadi salah satu dari sedikit titik terang bagi perekonomian yang sedang berjuang.

Maka dari itu, bahwa pengiriman keluar di bulan Oktober mengalami penurunan 0,3% dari tahun sebelumnya perubahan tajam dari kenaikan 5,7% bulan September, data resmi menunjukkan pada hari Senin, dan jauh di bawah ekspektasi analis untuk kenaikan 4,3%. Itu kinerja terburuk sejak Mei 2020.

Oleh karena itu, data menunjukkan bahwa permintaan secara keseluruhan tetap lemah. Secara memberikan tekanan pada sektor manufaktur negara itu di tengah pembatasan COVID-19 yang sedang berlangsung, pelemahan real estat yang sedang berlangsung, dan risiko resesi global, yang mengancam pemulihan ekonomi yang berarti.

Eksportir China tidak dapat mengambil keuntungan dari mata uang yuan yang terus berlanjut dan musim belanja akhir tahun yang penting, menyoroti ketegangan yang meluas antara konsumen dan bisnis di seluruh dunia.

Pertumbuhan ekspor yang lemah kemungkinan mencerminkan permintaan eksternal yang buruk serta gangguan pasokan akibat wabah COVID,” kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, mengutip gangguan COVID di pabrik Foxconn, pemasok utama Apple, di Zhengzhou sebagai salah satu contoh.

Apple (AAPL) mengatakan pihaknya memperkirakan pengiriman model iPhone 14 kelas atas lebih rendah yang diharapkan setelah pengurangan produksi signifikan pabriknya di China yang terkena dampak virus corona.

“Ke depan, kami pikir ekspor akan turun lebih jauh selama kuartal-kuartal mendatang. Pergeseran pola konsumsi global yang mendorong permintaan barang konsumsi selama pandemi mungkin akan terus mereda,” kata Zichun Huang, ekonom di Capital Economics.

“Kami pikir pengetatan keuangan yang agresif, hambatan pada pendapatan riil dari inflasi tinggi akan mendorong ekonomi global ke dalam resesi tahun depan.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Visited 1 times, 1 visit(s) today